Fakta-Fakta Aksi di Manokwari: Penyebab, Kronologi, dan Situasi Terkini

“Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama,” jelas Lukas Enembe.

Aksi di Manokwari Papua Barat
Aksi di Manokwari Papua Barat - foto: katadata.co.id

KLIKTREND.com – Kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat pada Senin (19/8/2019). Sejumlah warga menggelar aksi turun ke jalan. Dalam perkembangannya sejumlah ruas jalan di Manokwari dilaporkan lumpuh total.

Sejumlah video dan foto terkait aksi demonstrasi di Manokwari viral tersebar di media sosial, khususnya di Twitter. Berikut fakta-fakta kerusuhan di Manokwari yang dihimpun Kliktrend.com dari berbagai sumber:

TrendingTak Ingin Sakiti Salah Satunya, Pria Ini Nikahi Dua Kekasihnya Sekaligus

Fakta-fakta Kerusuhan di Manokwari

1. Aksi Solidaritas dan Bentuk Protes

Kerusuhan di Manokwari diduga merupakan aksi solidaritas sekaligus bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme kepada mahasiswa Papua di beberapa daerah, seperti Malang, Surabaya, dan Semarang.

Mengutip dari Kompas.com, sebelumnya diberitakan polisi mengangkut paksa 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya pada Sabtu (17/8/2019) sore.

Tindakan tersebut dilakukan setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.

Alasan mengangkut paksa mahasiswa Papua adalah karena untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih ke selokan.

Hal tersebut diungkapkan Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Leonardus Simarmata.

Perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih yang dimaksud, diduga dilakukan oknum Mahasiswa Papua.

2. Kronologi Aksi Massa

Pada Senin (19/8/2019) pagi, massa diketahui menyampaikan protes terkait dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah, seperti Malang, Surabaya, dan Semarang.

Aksi tersebut dilakukan dengan cara warga menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk.

Mengutip dari siaran Kompas TV, sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk memblokade sejumlah ruas jalan.

Yakni Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Tak hanya itu, massa diketahui juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame serta tiang lampu lalu lintas yang berada di pinggir Jalan Yos Sudarso.

TrendingPengantin Ini Viral Karena Gelar Upacara Bendera Saat Acara Pernikahan

3. Manokwari Lumpuh, Gedung DPRD Papua Barat Dibakar

Dilansir Kompas TV, massa aksi kemudian bergerak dan membakar gedung DPRD Papua Barat.

Akibat pembakaran itu, sejumlah ruas jalan ditutup. Satu diantaranya adalah jalan utama, yaitu Jalan Yos Sudarso.

“Sejumlah ruas jalan ditutup setelah pembakaran gedung DPRD ini,” lapor Budy Setiawan yang merupakan kontributor Kompas TV.

Tak hanya penutupan terhadap ruas jalan utama, sejumlah toko dan bank pemerintah dilaporkan tutup akibat kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Senin (19/8/219).

Sejumlah aparat keamanan berada di titik lokasi kerusuhan untuk mengamankan situasi.

“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” terang Karo Ops Polda Papua Barat, Kombes Pol Moch Sagi.

5. Tanggapan Gubernur Papua, Lukas Enembe

Gubernur Papua, Lukas Enembe, menyebutkan Pemerintah Provinsi Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan aparat keamanan terkait angkut paksa terhadap 43 mahasiswa Papua di Surabaya.

Lukas mengatakan pihaknya akan menghargai tindakan aparat keamanan selama dilakukan secara proporsional dan profesional, serta adil.

Dikutip Kompas, Lukas juga meminta pada aparat keamanan agar tidak membiarkan tindakan persekusi dan main hakim sendiri oleh kelompok atau individu yang bisa melukai hati masyarakat Papua.

“Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua,” ujar Lukas kepada wartawan, di Jayapura, Minggu (18/08/2019).

Ia menyayangkan tindakan rasis oknum aparat dalam upaya penangkapan mahasiswa tersebut, terlebih terjadi saat Kemerdekaan HUT ke-74 RI.

“Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama,” terang Lukas.

“Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan,” tambahnya.

TrendingDisebut Tentara Ningrat, Sandhyca Putrie: Bung Jangan Ragukan Militansi Saya

6. Tanggapan Wagub Papua Barat, Mohamad Lakotani

Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, mengatakan pihaknya tengah melakukan negosisasi dengan pemimpin aksi.

Seperti yang dilaporkan kontributor Kompas TV, Budy Setiawan, Lakotani menyebutkan ia sudah berkoordinasi dengan kapolda dan panglima TNI untuk bertemu pemimpin aksi agar situasi tenang.

“Kami sedang mencari jalan untuk bertemu dengan pimpinan aksi,” terang Lakotani.

7. Tuntutan Massa dan Situasi Manokwari Terkini

Kondisi Manokwari, Papua Barat, kini sudah kondusif. Menurut Kapolda, massa membubarkan diri setelah bernegosiasi dengan Wagub Papua Barat, termasuk Kapolda dan Pangdam.

Massa menuntut jaminan keamanan mahasiswa asal Papua di wilayah Jawa serta menuntut adanya permintaan maaf terkait pernyataan pejabat soal mahasiswa Papua.

Selain itu, mereka meminta jaminan keamanan bagi mahasiswa yang berkuliah di Jawa Timur dan kota-kota lainnya.*

Artikel SebelumnyaViral, Guru Cantik Ini Dapat 15 Surat Cinta dari Murid
Artikel BerikutnyaDiangkat Jadi Putra Sulung Ruben Onsu Hingga Masuk dalam Foto Keluarga, Ini Nama Baru Betrand Peto