Terharu, Gubuk Reotnya Rusak Parah, Nenek Ini Pilih Tinggal di Bekas WC Warga

Meskipun sedang sakit dan tampak membungkuk lemah, nenek Theresia enggan pindah dari gubuk bekas WC warga, tempat tinggalnya itu.

KLIKTREND.com – Kisah haru seorang nenek tinggal di bekas WC warga lantaran gubuk reotnya rusak parah.

Nenek tunawisma tersebut bernama Theresia. Dia tinggal sebatanag kara di tempat yang tidak layak untuk didihuni, yakni di bekas WC warga.

Pasalnya nenek Theresia sudah bertahun-tahun tinggal di gubuknya yang reot. Namun karena gubuk tersebut semakin rusak parah dan tidak bisa diperbaiki, dia memilih tinggal di bekas WC.

TrendingKisah Haru Dua Nenek Kakak Beradik Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Nenek Theresia Tinggal dengan Seekor Kucing

Nenek Theresia yang tengah sakit tinggal bersama dengan seekor kucing peliharaan yang disayanginya.

Nenek Theresia (70) merupakan warga Kelurahan Mendawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.

Selama bertahun-tahun, ia tinggal seorang diri di gubuk reyot bekas tempat mandi, cuci, kakus (MCK) warga atau WC umum.

Foto/Grid.ID

Melansir dari laman Kompas.com, pemilik nama lengkap Theresia Sensi itu tinggal di atas papan-papan bekas sebagai alas tidurnya.

Diusia senjanya, nenek Theresia hidup sebatang kara dan hanya ditemani seekor kucing peliharaan.

Trending: Gubuk Kecilnya Terbakar, Kakek Ini Kehilangan Uang Tabungan Umroh Hasil Memulung

Tidak Mau Pindah dari Gubuk Bekas WC

Selama bertahun-tahun tinggal di gubuk reot bekas WC warga itu, nenek Theresia tak memiliki perabotan apapun.

Di antara dinding yang kian lapuk dan nyaris rubuh itulah nenek Theresia menghabiskan masa tuanya.

Meskipun sedang sakit dan tampak membungkuk lemah, nenek Theresia enggan pindah dari gubuk bekas WC warga, tempat tinggalnya itu.

Ia enggan meninggalkan tempat tinggalnya meski banyak yang menawari tempat tinggal lantaran tak ingin merepotkan orang.

Namun, ia juga berharap bisa mendapatkan bantuan pemerintah untuk tempat tinggal.

“Saya harap ada bantuan pemerintah untuk rumah dan untuk orang tua. Itu saja,” ucap nenek Theresia saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/11/2019) pagi.

Trending: Kini Dapat Honor Jadi YouTuber, Nenek Iroh Tak Lagi Jual Gorengan

Tinggal di Bekas WC Karena Rumah Rusak

Tak ada listrik dan perabotan, serta sedang sakit, nenek Theresia hanya mengandalkan belas kasih dan uluran tangan dari para tetangga untuk makan.

Selain itu, ia juga masih harus membagi makanannya untuk dinikmati bersama dengan seekor kucing peliharaan yang setia menemaninya.

“Rumah saya yang dulu sudah rusak. Makanya saya pilih tinggal di bekas MCK ini. Saya lebih nyaman di sini. Di sini saya makan tunggu orang kasih. Saya tidak bisa kerja apa-apa karena sakit,” tutur nenek Theresia.

Seorang yang pernah bekerja jadi pemulung itu mengaku tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya bila tak ada belas kasihan dari warga sekitar tempat tinggalnya.

“Kalau tidak tetangga, tidak tau lagi hidup saya bagaimana,” imbuh nenek Theresia terbata-bata.

Trending: Kembalikan Dompet, Kakek Ini Bersepeda 276 Km Solo-Pasuruan

Kisah Masnun

Tak jauh berbeda dengan nenek Theresia, sebelumnya nasib miris yang hampir sama juga dialami Masnun (60).

Masnun atau yang dikenal dengan panggilan Nenek Jarjir sudah tinggal di bekas toilet  sejak 8 tahun terakhir.

nenek dan cucu
Masnun, nenek Jarjir yang tinggal di bekas toilet umum bersama cucunya/Grid.ID

Melansir dari laman Tribun Sumsel, Masnun merupakan warga Kelurahan Talang Muara Enim Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau.

Di bangunan sempit itu, Masmun tinggal bersama cucunya yang baru berusia 5 tahun.

Untuk makan saja, ia juga mendapat uluran tangan dari para tetangga yang tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya.

“Makan saja susah, setiap hari menunggu diberi tetangga. Anak saya juga kadang mampir,” ungkap nenek Jarjir, pada Tribun Sumsel, Minggu (25/02/2018) lalu.*

Artikel SebelumnyaClaudia Santoso Akan Nyanyi di Grand Final The Voice Indonesia 2019
Artikel BerikutnyaSering Kenakan Baju Terbuka, Begini Penampilan Nikita Mirzani dalam Balutan Kebaya