Ridwan Kamil Masih Jadi Kepala Sekolah ‘Dilan 1991’

Ridwan Kamil dalam film Dilan 1991
Para pemain film Dilan 1991 - Tempo.co

KLIKTREND.com – Film Dilan 1991 yang akan tayang perdana pada 24 februari mendatang tidak terlepas dari peran dan keterlibatan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Film lanjutan Dilan 1990 tersebut rencananya akan tayang di seluruh Bioskop di Bandung.

“Saya hanya syuting selama satu jam sesuai waktu yang ada,” ungkapnya, Minggu, (10/2/2019).

Kang Emil telah terlibat dalam pembuatan film Dilan 1990 semasa menjabat sebagai Walikota Bandung, dan Perannya berlanjut ke film lanjutannya Dilan 1991. Perannya sebagai kepala SMA di sekolah Dilan. “Saya boleh ikut dan tidak boleh dibayar karena melanggar etika,” kata Ridwan Kamil.

[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=9zTjyX5k3jk” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://kliktrend.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]

Baca juga: Paus Fransiskus dan Sheikh Ahmed al-Tayeb Deklarasikan Perdamaian

Walaupun waktu syuting hanya satu jam, dia mengaku senang karena dialognya lebih panjang daripada film Dilan 1990. Ia tidak kesulitan berperan sebagai kepala sekolah karena mengalami masa SMA di Bandung pada era 1990 seperti latar di film Dilan.

“Tahun 1990 akhir SMA mau ke universitas, ketemu Bu Cinta (istrinya) 1995 masih layang-layang putus,” Tuturnya.

Sementara itu salah seorang sutradara film Dilan, Fajar Bustomi mengatakan, pembuatan film itu hingga tuntas banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak di Bandung. Selain Ridwan Kamil, warga Bandung disebutnya menyambut mereka dengan ramah. “Sehingga syuting film berjalan lancar,” ujar Fajar di Bandung.

Baca juga: Remisi Pembunuh Wartawan Radar Bali Resmi Dicabut

Digaetnya Ridwan Kamil dalam film Dilan, kata dia, berdasarkan beberapa alasan. Sosoknya dinilai pas dengan karakter kepala sekolah yang baik seperti di novel karangan Pidi Baiq itu. “Sosok juga harus tepat tidak sekedar rame-ramean doang,” kata Fajar.

Dalih lainnya terkait dengan jumlah pengikut akun media sosial Ridwan Kamil. “Jumlahnya 14 juta orang sehingga bisa bantu promosi film,” ujar Fajar. Ridwan Kamil tidak keberatan dengan alasan itu. “Kalau eksistensi saya bernilai jual silakan saja,” kata dia.*

Tempo )

Artikel SebelumnyaBerpose Dua Jari, Tiga Pria Diamankan Polisi
Artikel BerikutnyaDi Brebes, Sandiaga Terima Keluhan Jalan Rusak